October 18, 2015

Perjalanan Pertama Ke Sebatik (Lautan dan Ketakutan)

Tags

Hari ini adalah kali pertama saya pergi kesebatik, tepatnya tanggal 12 februari 2011 pukul 08.46 pagi, saya sudah berada di dermaga sedadap bersiap untuk menyeberang.

Sesaat sebelum menaiki perahu kayu yang kira-kira bisa memuat 8 sampai 10 penumpang, saya sedikit ragu karena perahunya oleng terkena ombak dan terlihat rapuh, saya harus memperhatikan dengan baik pijakan kaki yang tepat saat naik agar tidak jatuh kelaut. Bahkan saya terpikir kalau tiba-tiba perahu terbalik dan saya tenggelam, Sungguh pemikiran yang konyol.
Baca juga : Road to Balikpapan (Part I.... konflik dan kekayaan alam)
Perjalanan di mulai, perahu masih bergoyang ke kiri dan ke kanan, saya memperhatikan wajah sang juragan perahu, mencoba mencari raut ketegangan di wajahnya tetapi dia terlihat sangat tenang. Semakin ketengah ombak semakin besar, semakin besar pula ketegangan saya yang sekarang sudah berubah menjadi ketakutan.

Ditambah lagi suara mesin yang memekakkan telinga, seolah menjadi backsound yang menyempurnakan sebuah drama horor. Saya mengalihkan pandangan ke penumpang-penumpang lain, siapa tahu diantara mereka saya menemukan orang yang tegang seperti saya, satu persatu saya perhatikan raut wajah mereka dan akhirnya saya menemukan seorang penumpang yang dengan ekspresi wajah ketakutan.

Saya seharusnya gembira tetapi kegembiraan saya urung karena satu-satunya penumpang yang terlihat takut adalah bocah berumur sekitar 8 tahun. Alangkah jatuhnya harga diri saya jika disetarakan dengan bocah ingusan, tapi apa boleh buat semuanya tidak terkendali, lagian apa pentingnya juga mencari orang yang sama-sama panik, tidak ada gunanya.

Tiba-tiba saja perahu seperti melompat, rupanya ada kapal besar yang lewat, tidak usah di ceritakan lagi bagaimana kagetnya saya, dengan refleks mata saya tertuju kepada safety jaket yang berada di atas saya, tapi kelihatannya tidak memenuhi standar keselamatan, gabusnya sudah sangat tipis, tidak akan menolong jika terjadi sesuatu.

Selama dalam perjalanan, setiap satu menit saya melihat kedepan, mengecek apakah dermaga tujuan masih jauh atau tidak, hingga akhirnya saya tiba di tujuan dengan selamat, perahu sudah merapat di dermaga binalawan.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon