April 01, 2017

"Kutanam ganja untuk istriku" catatan untuk Fidelis Ari Sudawarto

Tags
Foto : kalbar.deliknews.com
Fidelis Ari Sudawarto, warga kelurahan Buntut, Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat ditangkap oleh Polisi daerah itu lantaran memiliki 39 batang ganja. Padahal hasil tes urine Fidelis yang kini berstatus tersangka adalah negatife.

Demikianlah kutipan berita dari kalbar.deliknews.com yang menderikkan jantung saya. Bagaimana tidak, pemuda ini menanam ganja setelah istrinya divonis menderita penyakit langka Syringomyelia. Penyakit munculnya kista dalam sum-sum tulang belakang. Berbagai pengobatan telah dicoba namun tidak menemui hasil. Ari kemudian berusaha mencari artikel dalam bahasa inggris untuk pengobatan istri tercintanya. Akhirnya dia menemukan sebuah artikel yang menyatakan bahwa ekstrak ganja cocok digunakan untuk pengobatan penyakit tersebut.
"Sejak menggunakan ekstrak ganja itu memang adik ipar saya sudah menunjukkan tanda-tanda kesembuhan,” kata Yohana, kakak kandung Fidelis Ari Sudarwoto kepada deliknews.com.
Baca juga :  UJIAN DI SEKOLAH (TEBAK-TEBAKAN DI SEKOLAH)
Impian Ari untuk kesembuhan istrinya kandas setelah ditangkap oleh BNN daerah itu. terapi ekstrak ganja pun terhenti. 33 hari kemudian istrinya meninggal dunia meninggalkan anak kecilnya yang berusia 3 tahun. 
Riuh lantang ungkapan "Hukum tak pandang bulu" adalah kiasan segar dalam penegakan hukum di Indonesia. Tapi apakah hukum tidak peduli pada nyawa tak bersalah yang menjadi korban? Jawabannya jelas pada kasus Ari, hukum tak peduli apapun alasannya. Anda telah melanggarnya dan anda harus ditangkap terlepas dari ketidaksempurnaan Undang-undang itu.
Kehidupan ini terlalu dinamis untuk diatur oleh hukum statis buatan manusia. Realitas kemiskinan begitu mencekam sementara jaminan kesehatan belum berjalan pada jalur seharusnya. Satu hal yang disesalkan adalah penghentian terapi cannabis sativa alias ganja pada istri Ari yang tak direspon cepat oleh dokter-dokter ahli dari BNN. Kita mungkin tak patut menyalahkan siapa-siapa, tapi setidaknya kasus ini menjelaskan bahwa kemanusian dan sains masih begitu gagap di negeri ini.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon