July 14, 2017

Contoh Penerapan Model Discovery Learning pada Pembelajaran

Model Pembelajaran merupakan kerangka konseptual dan operasional pembelajaran yang memiliki nama, ciri, urutan logis, pengaturan, dan budaya. Proses pembelajaran dilakukan dengan urutan model pembelajaran yang dipilih sesuai dengan karakteristik Kompetensi Dasaryang akan dikuasai peserta didik. Skenario pembelajaran disesuaikan dengan sintak atau langkah-langkah model  discovery learning, dengan alokasi waktu juga disesuaikan dengan tingkat kesulitan dan ruang ligkup materi dalam KD yang diajarkan. Dengan demikian, kompetensi pada KD dapat tercapai, hasil belajar pada peserta didik akan lebih optimal.

Contoh Penerapan Model Discovery Learning pada Pembelajaran IPA adalah sebagai berikut :

Topik/Tema 
Kelistrikan dan Teknologi Listrik di Lingkungan

Subtopik/Tema 
Konsep Listrik Statis

Kompetensi Dasar
3.5 Memahami konsep listrik statis, muatan listrik, potensial listrik, hantaran listrik, kelistrikan pada sistem syaraf dan contohnya pada hewan-hewan yang mengandung listrik.
4.4 Melakukan percobaan untuk menyelidiki muatan listrik statis dan interaksinya, serta sifat hantaran listrik bahan

Indikator
  • Mengidentifikasi bagian sel saraf. 
  • Menjelaskan tentang prinsip kelistrikan pada saraf manusia. 
  • Menyebutkan contoh-contoh hewan yang menghasilkan listrik 
  • Menjelaskan prinsip kelistrikan pada beberapa hewan. 
  • Membuat makalah tentang kelistrikan pada saraf manusia dan hewan-hewan yang menghasilkan listrik.
Alokasi Waktu
1 pertemuan (2 X  40 menit)

Sintaks dan Kegiatan Pembelajaran
A.  Stimulation (Stimulasi/ Pemberian rangsangan)
Pada tahap ini peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik kelistrikan pada saraf dengan cara mengajak peserta didik untuk memukulkan sikutnya ke meja.

Baca Juga

B.  Problem Statement (Pertanyaan/ Identifikasi masalah)
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang berkaitan dengan kelistrikan pada saraf sampai peserta didik dapat berpikir dan bertanya.
1.  Guru menanyakan kepada peserta didik:
  •  Apa yang kalian rasakan setelah memukul sikut pada meja? 
2.  Peserta didik diminta merumuskan pertanyaan terkait dengan percobaan ini.  Pertanyaan diarahkan terkait dengan peran saraf dalam menanggapi rangsang, seperti: 
  • Mengapa kita merasakan sakit ketika sikut dipukul?
  • Apakah peran saraf dalam menanggapi rangsangan tersebut?
  • Bagaimana kelistrikan terjadi pada sel saraf manusia?
3.  Peserta didik diminta membuat hipotesis atau jawaban sementara atas pertanyaan yang mereka rumuskan.

C.  Data Collection (Pengumpulan Data)
Pada tahap ini peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan
untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan. Informasi  ini
diperoleh melalui kegiatan:
  • Membaca literatur tentang “Sel Saraf pada Manusia”, 
  • Mengamati gambar sel saraf manusia, kemudian membaca tabel tentang bagian-bagian saraf manusia dan fungsinya.
Kegiatan-kegiatan di atas dilakukan untuk membuktikan kebenaran hipotesis atau jawaban sementara yang telah dirumuskan.

D.   Data Processing (Pengolahan Data)
Pada tahap ini peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi untuk mengolah informasi  yang diperoleh dengan cara:
  • Mendiskusikan hasil pengumpulan informasi dari hasil pengamatan gambar dan bahan bacaan literatur tentang “Sel saraf pada manusia”;
  • Memperhatikan pertanyaan - pertanyaan pada lembar kegiatan, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut berdasarkan informasi yang diperoleh dari bahan bacaan dan pengamatan gambar
E.  Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini peserta didik membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang telah dirumuskan dengan cara:
  • Memeriksa secara cermat rumusan hipotesis;
  • Mencocokkan rumusan hipotesis tentang sel saraf pada manusia dengan informasi yang berhasil ditemukan; apakah sesuai atau tidak.
F.  Generalization (Menarik kesimpulan)
Pada tahap ini peserta didik menyimpulkan hasil pengumpulan informasi dan diskusi misalnya dengan cara:
  • Menyimpulkan bahwa tubuh dapat merasakan rangsang dari lingkungan karena adanya sistem saraf yang memanfaatkan prinsip kelistrikan;
  • Memberikan contoh hewan-hewan yang menghasilkan listrik.
Demikianlah contoh penerapan model pembelajaran discovery lerning pada pembelajaran. 
 

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon