July 08, 2017

Identifikasi Kemampuan Awal dan Kesulitan Belajar

foto : studywatches.com

Keragaman karakteristik perilaku dan pribadi peserta didik dipengaruhi banyak faktor, oleh karena itu peserta didik dengan umur yang sama tidak selalu memiliki kesiapan yang sama dalam menerima pelajaran di sekolah.

Guru perlu menentukan keadaan karakteristik perilaku dan pribadi peserta didik sebelum memulai pembelajaran.

Tidak semua peserta didik berhasil mencapai tujuan-tujuan belajar sesuai dengan taraf kualifikasi yang diharapkan. Indikasi kegagalan mencapai tujuan belajar perlu diidentifikasi untuk mendapatkan solusi. 

1.  Bekal Ajar Awal 

Keberhasilan proses belajar-mengajar antara lain  dipengaruhi oleh karakteristik peserta didik baik sebagai individu maupun sebagai kelompok. Meskipun guru menghadapi kelompok kelas yang terdiri dari peserta didik yang memiliki umur yang relatif sama, namun mereka tidak dapat diberi perlakukan yang sama.

Oleh karena itu pada awal proses belajar mengajar guru harus meneliti dulu tingkat dan jenis karakteristik perilaku siswa yang telah dimilikinya pada saat akan memasuki pembelajaran. (entering behavior) atau bekal ajar awal peserta didik.

Bekal ajar awal  menjadi dasar bagaimana proses belajar sebaiknya direncanakan.dan apakah tujuan intruksional khusus yang semula dirumuskan harus mengalami perubahan.

Apalagi bila kemampuan awal berkaitan dengan kemampuan prasyarat untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Makmun (2002:224) dengan mengetahui gambaran tentang entering behavior  peserta didik, maka akan memberikan banyak bantuan kepada guru, diantaranya sebagai berikut. 

a. Untuk mengetahui seberapa jauh adanya kesamaan individual antara peserta didik   dalam taraf kesiapannya, kematangan, serta tingkat penguasaanya dari pengetahuan dan ketarampilan dasar sebagai landasan bagi penyajian bahan baru.

b. Dapat mempertimbangkan dalam memilih bahan, prosedur, metode, teknik dan alat bantu belajar-mengajar yang sesuai.

c.  Membandingkan nilai pre-tes dengan post-tes sehingga diperoleh indikator atau petunjuk seberapa banyak perubahan perilaku itu telah terjadi pada peserta didik, sebagai hasil pengaruh dari proses belajar mengajar

Hal penting bagi guru sebelum merencanakan dan melaksanakan kegiatan  mengajar, seyogyanya dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini. Dengan memperhatikan tingkatan kelas, jenis bidang studi, usia dan waktu yang tersedia dan terencana. 

a.  Sejauh manakah batas-batas (jenis dan ruang lingkup materi pengetahuan yang telah diketahui dan dikuasai peserta didik yang akan kita ajar?

b.  Tingkat dan tahap serta jenis kemampuan (kognitif, afektif, psikomotor) manakah yang telah dicapai dan dikuasai peserta didik yang akan kita ajar?

c.  Apakah siswa sudah cukup siap dan matang (secara intelektual, emosional) untuk menerima bahan dan pola-pola perilaku yang akan kita ajarkan itu?

Menurut Makmun (200:225: ) perilaku awal  (entering behavior) meliputi jenis dan ruang lingkup pengetahuan yang telah dikuasai dan diketahui peserta didik,  tingkat dan tahap serta jenis kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor yang telah dicapai peserta didik. 

2.  Identifikasi Kemampuan Awal Peserta Didik 

Identifikasi  jenis dan ruang lingkup pengetahuan yang telah diketahui dan dikuasai peserta didik, antara lain adalah sebagai berikut:
  • Pada saat memulai  pembelajaran  berikan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi yang telah diberikan terdahulu  (apersepsi).sebelum menyajikan materi baru
  • Memberikan pre-tes dengan menggunakan instrumen  pengukuran prestasi belajar yang memadai syarat (validitas, realibilitas dan sebagainya) sebelum  mereka memulai  pembelajaran. Instrumen pengukuran prestasi belajar yang digunakan pada pre-test biasanya setara dengan post-test 
  • Identifikasi tingkat dan tahap serta jenis kemampuan (kognitif, afektif, psikomotor) yang telah dicapai oleh peserta didik.

3.  Implementasi dalam Pembelajaran.
  • Sebelum pembelajaan tentukan  bekal ajar awal atau kemampuan awal peserta didik, baik aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
  • Tidak setiap aspek kemampuan peserta didik pada awal pembelajaran  sama pentingnya. Akan tetapi menentukan  aspek mana yang penting sebagai titik awal dalam interaksi guru dengan peserta didik. selama proses belajar itu berlangsung, tergantung pada tujuan pembelajaran.
  • Jika  kemampuan yang menjadi prasyarat untuk mencapai tujuan pembelajaran, guru harus memberikan beberapa pertanyaan secara lisan kepada kelas atau memberikan tes awal berupa tes tulis singkat. 
  • Jadikan keragaman bekal ajar awal menjadi dasar pertimbangan perencanaan dan pengelolaan pembelajaran, baik dalam memilih bahan, prosedur, metode, teknik dan  media pembelajaran sesuai dengan bekal ajar awal peserta didik.
  • Ketika akan mengajar perlu dikenali minat dan motivasi belajar, serta sikap belajar peserta didik 
4.  Kesulitan Belajar 

Tidak semua peserta didik berhasil mencapai tujuan-tujuan belajar sesuai dengan taraf kualifikasi yang diharapkan. Apabila peserta didik menunjukkan kegagalan tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya, maka peserta didik dikatakan mengalami kesulitan belajar. 

a. Ciri Peserta Didik Gagal Mencapai Tujuan Belajar

Menurut Burton (Makmun, 2002: 307) peserta didik dikatakan gagal jika memiliki ciri-ciri sbb.
  • Dalam batas waktu yang ditentukan peserta didik tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau KKM yang telah ditetapkan oleh guru.
  • Tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi yang seharusnya sesuai dengan tingkat  intelegensinya. Kasus peserta didik ini disebut underachievers  (prestasinya tidak sesuai dengan kemampuan intelektualnya)
  • Tidak mewujudkan tugas-tugas perkembangan, termasuk penyesuaian sosial sesuai dengan pola organisme pada fase perkembangan tertentu. Kasus ini  tersebut dikatakan ke dalam slow learners (peserta didik  yang lambat belajar). 
  • Tidak berhasil mencapai tingkat penguasaan yang diperlukan sebagai prasyarat bagi kelanjutan pada tingkat pelajaran berikutnya. Kasus peserta didik ini dapat dikategorikan ke dalam slow learners  atau belum matang  sehingga mungkin harus menjadi pengulang.

Peserta  didik diduga mengalami kesulitan belajar apabila tidak berhasil mencapai taraf kualifikasi hasil belajar tertentu berdasarkan indikator atau ukuran kapasitas (taraf intelegensi) atau kemampuan
dalam program pelajaran atau tingkat perkembangan. Kualifikasi hasil belajar meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
 
b.   Prosedur dan Teknik Diagnostik Kesulitan Belajar


Menurut  Burton (Makmun, 2002:310) diagnostik kesulitan belajar berdasarkan pada teknik dan instrumen yang digunakan dalam pelaksanaannya yaitu sebagai berikut ini.
  • Diagnosis Umum
Tujuan tahap ini untuk menemukan siapakah yang diduga mengalami kelemahan tertentu,  biasa digunakan tes baku, seperti yang digunakan untuk evaluasi dan pengukuran hasil belajar  dan psikologis 
  • Diagnosis Analitik 
Tujuannya untuk mengetahui di mana letak kelemahan itu terjadi. Pada tahap ini biasanya digunakan tes diagnosis. 
  • Diagnosis Psikologi  
Tujuannya untuk mengetahui faktor penyebab kesulitan belajar. Teknik, pendekatan, dan instrumen yang digunakan antara lain sebagai berikut (1) Observasi; (2) Analisis karya tulis; (3) Analisi proses dan respon lisan; (4) Analisis berbagai catatan objektif;(5) Analisi berbagai catatan objektif;(6) Wawancara; (7) pendekatan laboratories dan klinis;(8) Studi kasus.

c. Mengidentifikasi Kesulitan Belajar Peserta Didik

1) Menandai dan Menemukan Kesulitan Belajar 

Baca Juga

  • Untuk mengetahui peserta didik yang diduga mengalami kesulitan belajar dilakukan dengan membandingkan nilai peserta didik dengan kriteria yang telah ditetapkan  sebagai batas lulus (KKM, rata-rata kelas). Peserta didik yang prestasi belajarnya di bawah KKM diduga memiliki kesulitan belajar.
  • Untuk mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar dapat pula dilakukan dengan memperhatikan atau menganalisa catatan observasi atau laporan proses kegiatan belajar, yaitu (1) Penggunaan catatan belajar siswa untuk mengetahui cepat atau lambat dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaannya; (2)  Catatan kehadiran; (3)  catatan atau bagan partisipasi untuk mengetahui aktivitas dan partisipasi peserta didik; (4) catatan sosiometri dilakukan pada bidang sstudi yang menuntut bekerja sama dalam peserta didik kelompok.
2) Melokalisasikan Letak Kesulitan Belajar

Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui pada bidang studi mana  kesulitan belajar itu terjadi dan bagaimana karakteristik kesulitan belajar peserta didik. Berikut ini adalah cara melokalisasi letak kesulitan belajar.
  • Mengidentifikasi Kesulitan Belajar pada Bidang Studi Tertentu; Pada bidang studi mana saja peserta didik mengalami kesulitan belajar. 
  • Mengidentifikasi  pada Kawasan Tujuan Belajar dan Bagian Ruang Lingkup Materi Pelajaran Manakah Kesulitan Belajar Terjadi; Untuk mengetahui materi pelajaran yang mengalami kesulitan belajar  bisa dilakukan dengan menganalisa lembar jawaban siswa pada tes ulangan umum semester, dapat pula pada pelaksanaan evaluasi reflektif, formatif,  atau dengan rancangan pre-post test bila belum ada tes diagnostik khusus.  
  • Analisis Terhadap Catatan Mengenai Proses Belajar; Untuk mengetahui kesulitan belajar pada aspek-aspek  proses belajar tertentu dilakukan dengan menganalisis empiris terhadap catatan keterlambatan penyelesaian tugas atau soal, absensi, kurang aktif dalam partisipasi, kurang penyesuaian sosial. Hasil analisis tersebut dengan jelas menunjukkan posisi dari kasus-kasus yang bersangkutan.
3) Mengidentifikasi Faktor Penyebab Kesulitan Belajar 

a) Bila kasus kelompok (mayoritas peserta didik memiliki kesulitan belajar) maka faktor penyebab kesulitan  belajar  berasal  luar diri peserta didik. Kemungkinan besar faktor penyebabnya kondisi sekolah atau faktor guru.

b) Bila kasusnya individual maka faktor penyebabnya kemungkinan berasal dari diri peserta didik, yaitu  dapat bersumber pada (a) Kemampuan dasar atau potensi yaitu intelegensi dan  bakat; (b) Bukan yang bersifat potensial.  

4) Membuat Alternatif Bantuan  

5) Melakukan Tindak Remedial atau Membuat Referal


5.  Implementasi dalam Pembelajaran   
  • Pahami gejala-gejala anak yang memiliki kesulitan belajar. 
  • Identifikasi kesulitan belajar  dan bantulah  peserta didik mengatasi kesulitan belajarnya. 
  • Berikan layanan pembelajaran remedial/membuat rujukan
  • Bantu  peserta didik yang mengalami kesulitan belajar untuk mengoptimalkan prestasi belajarnya, dan meningkatkan kepercayaan dirinya, minat, serta  sikap postif terhadap pelajaran.
  • Bekerja sama dengan wali kelas, guru BK dan orangtua. 
  • Rancang pembelajaran yang sesuai dengan keragaman peserta didik untuk mencegah terjadinya kesulitan belajar  
Sumber : Modul GP SMP PPPPTK IPA 2016

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon