July 26, 2017

Pendekatan Konstruktivisme

gambar : perpus kampus
Menurut pandangan  konstruktivisme  pengetahuan yang dimiliki oleh setiap individu adalah hasil konstruksi secara aktif dari individu itu sendiri. Individu tidak sekedar mengimitasi dan membentuk bayangan dari apa yang diamati atau diajarkan guru, tetapi secara aktif individu itu menyeleksi, menyaring, memberi arti dan menguji kebenaran atas informasi yang diterimanya (Indrawati, 2000 : 34). 

Pengetahuan yang dikonstruksi individu merupakan hasil interpretasi yang bersangkutan terhadap peristiwa atau informasi yang diterimanya. Para pendukung kontruktivisme berpendapat bahwa pengertian yang dibangun setiap individu peserta didik*) dapat berbeda dari apa yang diajarkan guru (Bodner, (1987) dalam Indrawati, 2000 : 34). Lain halnya dengan Paul Suparno (1997 : 6) mengemukakan bahwa menurut konstruktivis, belajar itu merupakan proses aktif pembelajar mengkonstruksi arti (teks, dialog, pengalaman fisis, dan lain-lain). 

Baca Juga


Belajar juga merupakan proses mengasimilasi dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dipunyai seseorang sehingga pengertiannya dikembangkan.
Oleh karena itu pada proses belajar konstruktivisme memiliki ciri:
  • Belajar berarti membentuk makna.
  • Konstruksi artinya adalah proses yang terus menerus.
  • Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta  melainkan lebih dari itu, yaitu pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian baru.
  • Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skema seseorang dalam keraguan yang merangsang pemikiran lebih lanjut.  Situasi ketidakseimbangan adalah situasi yang baik untuk memacu belajar. 
  • Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman pembelajar dengan dunia fisik lingkungannya.
  • Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui si pembelajar (konsep, tujuan, motivasi) yang mempengaruhi interaksi dengan bahan yang pelajari  (Paul Suparno, 1997 : 61) dalam Indrawati, 2000 : 34-35)
Dengan memahami pandangan konstruktivisme, maka karakteristik iklim pembelajaran yang sesuai adalah :
  • Peserta didik  tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif, melainkan individu yang memiliki tujuan serta dapat merespon situasi pembelajaran berdasarkan konsepsi awal yang dimilikinya.
  • Guru hendaknya melibatkan proses aktif dalam pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mengkonstruksi pengetahuannya.
  • Pengetahuan bukanlah sesuatu  yang datang dari luar, melainkan melalui seleksi secara personal dan sosial.
  • Iklim pembelajaran di atas menuntut para guru untuk :
  • Mengetahui dan mempertimbangkan pengetahuan awal peserta didik (apersepsi),
  • Melibatkan peserta didik dalam kegiatan aktif (student centere),
  • Memperhatikan interaksi sosial dengan melibatkan peserta didik dalam diskusi kelas maupun kelompok. 
sumber : Modul GP P4TK IPA 

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon