July 26, 2017

Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran

gambar : m-edukasi.web.id
Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi peserta didik.  Proses pembelajaran berlansung alamiah dalam bentuk kegiatan peserta didik bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke peserta didik.

Pengertian CTL 
 
CTL merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi peserta didik untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga peserta didik memiliki pengetahuan/ keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan /konteks ke permasalahan/ konteks lainnya. CTL juga merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata  dan mendorong pebelajar membuat hubungan antara materi yang diajarkannya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

Komponen/ Prinsip  Pembelajaran CTL
 
CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, yang pada hakekatnya melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiri),  masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment).
 

Baca Juga

1) Konstruktivisme;  pembelajaran dengan mengacu pada CTL merujuk pada konstruktivisme, yakni peserta didik membangun pemahaman sendiri dari pengalaman baru berdasar pada pengetahuan awal.  Pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan menerima pengetahuan. 
 
2)  Inkuiri;  dalampembejaran CTL, peserta didik melakukan penyelidikan, dalam pembelajaran Peserta didik  belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis  dan terjadi  roses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman.
 
3) Questioning  (bertanya);  dalam pembejaran mengajukan pertanyaan
dilakukan baik oleh guru dan peserta didik. Pertanyaan dari guru merupakan kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir peserta didik, sedangkan bagi peserta didik  bertanya  merupakan bagian penting dalam pembelajaran yang berbasis inquiry.  

4) Learning community  (masyarakat belajar);  dalam pembelajaran CTL hendaknya diciptakan masyarakat belajar, yaitu adanya sekelompok peserta didik yang terikat dalam kegiatan belajar, hal ini merujuk pada prinsip bahwa bekerjasama dengan orang lain lebih baik daripada belajar sendiri, sehingga dalam masyarakat belajar terjadi saling tukar pengalaman atau berbagi ide.
 
5) Modeling  (pemodelan);  pemodelan merupakan proses penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir, bekerja dan belajar. Dalam pembejaran peserta didik mengerjakan apa yang guru inginkan agar peserta didik mengerjakannya dengan terlebih dahulu diberikan contoh.
 
6) Reflection  ( refleksi);  pada akhir pembejaran peserta didik diajak untuk melakukan refleksi, yaitu  cara berpikir tentang apa yang telah kita pelajari; mencatat apa yang telah dipelajari, atau membuat jurnal, karya seni, diskusi kelompok.
 
7) Authentic assessment(penilaian yang sebenarnya); penilaian dilakukan dalam berbagai aspek, misalnya mencakup  pengetahuan,    keterampilan,  produk (kinerja), juga menilai tugas-tugas yang relevan dan kontekstual.

Sumber : Modul GP P4TK IPA

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon