July 26, 2017

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran IPA

Ilustrasi : eksipaper
Pendekatan scientifik    termasuk pembelajaran inkuiri yang  berorientasi pada konstruktivisme. Sasaran pembelajaran dengan pendekatan  ilmiah mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang  dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan  (proses) psikologis yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas: menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas: mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,  mengevaluasi, dan  mencipta. Sementara itu, keterampilan diperoleh melalui aktivitas: mengamati, menanya, menalar, menyaji, dan mencipta (Permendikbud no 65 tahun 2013). 

Menurut   McCollum  (2009)   dijelaskan bahwa komponen-komponen penting  dalam mengajar menggunakan  pendekatan  scientific  diantaranya adalah guru harus  menyajikan pembelajaran yang dapat  meningkatkan rasa keingintahuan (Foster a sense of wonder), meningkatkan keterampilan mengamati (Encourage observation), melakukan analisis (  Push for analysis) dan berkomunikasi
(Require communication).
 
Untuk mempelajari bagaimana pembelajaran IPA berbasis pendekatan scientifik, berikut  ini diuraikan dengan singkat konsep pendekatan scientifik dan implementasinya pada pembelajaran IPA.
Proses pembelajaran dapat dipandang sebagai proses ilmiah. Metode yang digunakan merupakan metode ilmiah, yaitu metode merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya. 

Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan  prinsip-prinsip penalaran yang spesifik.  Karena itu, metode ilmiah umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau ekperimen, mengolah informasi atau data,  menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis.  Pendekatan yang menekankan pada proses ilmiah dan mengedepankan proses penalaran induktif disebut pendekatan saintifik.
 

Baca Juga

Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Menurut  Mc  Collum  (2009)   dijelaskan bahwa komponen-komponen penting  dalam mengajar menggunakan  pendekatan  scientific  diantaranya adalah guru harus  menyajikan pembelajaran yang dapat  meningkatkan rasa keingintahuan (Foster a sense of wonder), meningkatkan keterampilan mengamati (Encourage observation), melakukan analisis (  Push for analysis) dan berkomunikasi (Require communication).
 
a)  Meningkatkan rasa keingintahuan
 
Semua pengetahuan dan pemahaman  dimulai dari rasa ingin tahu dari peserta didik tentang ’siapa, apa, dan dimana‘atau “’who, what dan where” dari apa yang ada di sekitar peserta didik.   Pada kurikulum 2013, peserta didik dilatih rasa keingintahuannya  sampai   ’mengapa dan bagaimana “why”and “how”. Pada pembelajaran rasa keingintahuan ini dapat difasilitasi dalam kegiatan tanya jawab  baik mulai dari kegiatan pendahuluan kegiatan inti dan penutup. Selain tanya jawab, dapat juga dengan melalui memberikan suatu masalah,   fakta-fakta  atau kejadian alam yang ada di sekitar peserta didik.
 
b)  Mengamati
 
Pembiasaan kegiatan mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi peserta didik  dapat menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang disajikan oleh guru (Sudarwan, 2013). Menurut Nuryani, 1995 mengamati merupakan kegiatan mengidentifikasi ciri-ciri objek tertentu dengan alat inderanya secara teliti, menggunakan fakta yang relevan dan memadai dari hasil pengamatan, menggunakan alat atau bahan sebagai alat untuk mengamati objek dalam rangka pengumpulan data atau informasi.   Pengamatan yang dilakukan hanya menggunakan indera disebut  pengamatan kualitatif, sedangkan pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur disebut  pengamatan kuantitatif. Untuk meningkatkan keterampilan mengamati, maka didalam pembelajaran sebaiknya dimunculkan kegiatan yang memungkinkan  siswa  mengunakan berbagai panca indranya untuk mencatat hasil pengamatan.   
 
c)  Menganalisis.
 
Wonder grows with understanding and understanding come of analysis. Analisis dapat berupa analisis kuantitatif dan kualitatif. Peserta didik perlu dilatih dan dibiasakan melakukan analisas data yang sesuai dengan tingkat kemampuannya. Misalnya data pengamatan yang diperoleh sendiri.  Berikan kesempatan kepada peserta  untuk meninjau kembali hasil pengamatan dan mereka dilatih membuat pola-pola atau grafik  dari data  yang diperolehnya.  Latih peserta untuk melakukan klasifikasi, menghubungkan dan menghitung. 
 
d)  Mengkomunikasikan
 
Pada pendekatan  scientific  guru diharapkan memberi kesempatan untuk kepada peserta untuk mengkomunikasikan apa telah mereka pelajari.

Sumber : Modul GP P4TK IPA

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon