August 26, 2017

Cara Mengetahui Umur Fosil

Tags
Picture : Pixabay.com
Mungkin sebagian kita bertanya, kok bisa para ilmuwan tahu umur fosil sampai berjuta tahun?. Padahal itukan sudah lama sekali. Bagaimana cara para ilmuwan mengetahui umur fosil?

Tentu ada ilmunya tersendiri. Umumnya tidak lepas dari ilmu kimia.Sebenarnya ada banyak cara menentukan umur fosil. kali ini kita akan membahas menentukan umur fosil dengan cara yang umum di gunakan.

1. Metode Penanggalan Radiokarbon

Metode ini menggunakan konsep peluruhan isotop karbon (C). Setiap makhluk hidup memiliki karbon dalam tubuhnya dalam proporsi yang seimbang. Seperti tumbuhan yang menyerap dua jenis karbon pada fotosintesis dalam bentuk C-12 dan C-14.

Ketika makhluk hidup itu mati, pengisian karbon dalam tubuhnya ikut berhenti karena berhentinya proses metabolisme. Jenis C-14 pada makhluk hidup ini mengalami peluruhan atau semakin hari semakin habis. Menurut para Arkeolog, C-14 akan betul-betul habis setelah 60.000 tahun.

Dengan mengetahui berapa jumlah C-14 yang tersisa pada fosil itu, para Ilmuwan membandingkannya dengan jumlah C-14 yang ada diatmosfer sehingga bisa tahu berapa jumlah
C-14 yang diserap selama hidupnya.

Baca Juga


Peluruhan C-14 yang teratur ini memungkinkan Ilmuwan untuk mengetahui berapa tahun usia fosil yang ditemukan sejak makhluk hidup itu mati.

Metode ini telah lama dikembangkan oleh ilmuwan Amerika  Willard Libby dan koleganya yang diperkenalkan kepada publik pada tahun 1949 selama menjabat sebagai profesor di Universitas Chicago. Berkat penemuannya ini, ia mendapatkan Hadiah Nobel untuk Kimia pada tahun 1960.

Kelemahan mendasar pada metode ini adalah keterbatasan tahun yang bisa di ukur yakni sekitar 60.000 tahun saja.

2. Metode Argon-Argon

Kelemahan Penanggalan radiokarbon yang terbatas pada usia kira-kira 60.000 tahun menantang para ilmuwan yang menyelidiki bebatuan yang usianya mencapai milyaran tahun. Digunakanlah isotop lain yang bernama isotop argon. Isotop argon sendiri adalah hasil peluruhan dari kalium-40.

Waktu paruh peluruhan isotop ini mencapai 1,25 milyar tahun. Namun, metode ini pada awalnya diragukan ketelitiannya. Pada tahun 1960, metode argon disempurnakan dengan menembakkan neutron sehingga kalium-40 berubah menjadi Argon-39.

Dengan metode ini, para ilmuwan dari Universitas California di Berkeley mampu mengukur usia sampel batuan dari letusan tahun 79M dari gunung berapi Vesuvius, letusan yang terjadi dalam kurun waktu 7 tahunan. Ketika pada tahun 1997 mereka menemukan peralatan dari batu, dan fosil sisa-sisa beberapa jenis hewan, termasuk kuda nil, dan tiga tengkorak hominid, yang tidak dapat diukur dengan 14C karena usianya terlalu tua.

Metode penentuan usianya mirip dengan metode radiokarbon pada pembahasan pertama tadi. Metode argon hanya efektif digunakan untuk mengukur batuan vulkanik saja sehingga dianggap sebagai kelemahan metode ini.

3. Metode Penanggalan Termoluminescence

Metode Termoluminescence terbilang rumit seperti metode argon. Sampel penelitian dalam metode ini harus dipanasi pada suhu yang sangat tinggi. Suhu Extreme ini memicu pelepasan elektron pada kristal tertentu seperti kuarsa dan felspar dalam batuan.

Pelepasan elektron pada sampel yang diamati menyebabkan timbulnya pancaran energi. Itensitas cahaya pada pancaran energi ini digunakan untuk mengetahui berapa lama sampel atau batuan terakhir kali mengalami suhu yang sangat tinggi. Dari situlah diketahui usia dari fosil dengan menganalisa kejadian kejadian alam yang pernah terjadi sebelumnya.

Metod ini digunakan untuk menentukan umur pipa kuno yang ditemukan di Tiongkok. Umur pipa tersebut ternyata sudah 150.000 tahun.

Semua metode ini adalah metode ilmiah yang nilai kebenarannya mendekati. Angka umur yang didapat masih diragukan oleh banyak ahli. akan tetapi, metode-metode inilah yang dianggap paling tepat untuk saat ini.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon