August 18, 2017

Hujan Meteor Kembali Terjadi Oktober Hingga Desember 2017

Tags
pict : vecteezy.com
Hujan meteor adalah fenomena astronomi yang terjadi ketika sejumlah meteor terlihat bersinar pada langit malam. Meteor ini terjadi karena adanya serpihan benda luar angkasa yang dinamakan meteoroid, yang memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan tinggi.

Ukuran meteor umumnya hanya sebesar sebutir pasir, dan hampir semuanya hancur sebelum mencapai permukaan Bumi. Serpihan yang mencapai permukaan Bumi disebut meteorit. Hujan meteor umumnya terjadi ketika Bumi melintasi dekat orbit sebuah komet dan melalui serpihannya.

Seperti dikutip dari infoastronomy.org, Hujan meteor tahun 2017 berturut-turut akan terjadi seperti berikut :

 7 Oktober 2017: Hujan Meteor Draconid
Hujan meteor Draconid bukan merupakan hujan meteor besar, ia termasuk hujan meteor minor yang hanya berintensitas 10 meteor per jam. Hujan meteor init terjadi pada rentang tanggal 6-10 Oktober dan puncaknya terjadi pada tengah malam sampai dini hari tanggal 7 Oktober. Titik radiannya adalah rasi bintang Draco, dan hujan meteor ini dapat diamati di seluruh Indonesia dengan mata telanjang.

Baca Juga


21-22 Oktober 2017: Hujan Meteor Orionid
Pernah melihat tiga bintang sejajar di langit malam? Itulah rasi bintang Orion. Pada tanggal 21-22 Oktober 2017, hujan meteor akan terjadi di rasi bintang ini, hujan meteor Orionid! Diperkirakan akan tampak 20 meteor per jam saat puncaknya. Tentu bisa diamati di seluruh Indonesia dengan mata telanjang.

17-18 November 2017: Hujan Meteor Leonid
Hujan meteor lagi? Yak, betul. Hujan meteor Leonid dapat memproduksi hingga 15 meteor per jam saat puncaknya. Anda bisa mengamatinya mulai malam 17 November hingga dini hari 18 November. Titik radiannya adalah rasi bintang Leo, dan tentu bisa diamati di seluruh Indonesia dengan mata telanjang.

3 Desember 2017: Supermoon
Walaupun tak sebesar Supermoon yang terjadi pada 14 November 2016 kemarin, Supermoon pada 3 Desember 2017 ini merupakan Bulan Purnama terbesar yang terjadi sepanjang tahun 2017. Fase Purnama akan terjadi pada pukul 22:47 WIB. Bulan akan nampak lebih besar dan lebih terang daripada kenampakan Bulan di tahun 2017.

13-14 Desember 2017: Hujan Meteor Geminid
Hujan meteor Geminid adalah raja dari seluruh peristiwa hujan meteor, ia juga menjadi peristiwa hujan meteor penutup setiap tahunnya. Disebut raja hujan meteor, karena pada puncaknya Geminid dapat memproduksi hingga 120 meteor per jam. Lesatan meteor pada hujan meteor Gemind berasal dari debu asteroid 3200 Phaethon, yang ditemukan pada tahun 1982. Hujan meteor ini terjadi pada rentang tanggal 7-17 Desember, dan puncaknya terjadi pada malam tanggal 13 Desember hingga dini hari 14 Desember. Bisa diamati di rasi bintang Gemini di seluruh Indonesia dengan mata telanjang.

Apakah hujan meteor ini berbahaya bagi kita?

Beruntunglah kita karna bumi memiliki atmosfer sehingga meteor yang jatuh tersebut akan terbakar saat melewati atmosfer bumi. Atmosfer melindungi bumi dari ancaman benda-benda langit (asteroid,
komet, meteoroid).

Akan tetapi, Ada juga catatan tentang benda langit yang sampai ke bumi jika ukurannya sangat besar sehingga tidak habis terbakar di Atmosfer. sebagi contoh di Arizona amerika Serikat yang beratnya mencapai 300. 000 ton dan berdiameter sekitar 45 meter. Membuahkan kawah selebar 2km dengan kedalaman 175m. Kawah ini ditemukan pertama kali oleh aniel Barringer pada tahun 1902.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon