August 08, 2017

Mengapa bisa terjadi Hujan Es?

Tags
foto : hippwee
Saya pertama kali mendengar tentang hujan es sewaktu kakak saya yang kedua masih bertugas di daerah Sumarorong. Sumarorong itu sebuah kecamatan di Polewali Mandar dekat dengan Kabupaten Mamasa. Penasaran juga jadinya, kok bisa terjadi hujan es?. Teman-teman saya yang masih kecil waktu itu bilang "mungkin kulkas Tuhan tumpah". Konyol kedengarannya.

Lama-lama akhirnya dapat penjelasan sains tentang hujan es dari BMKG. Berikut penjelasan singkatnya.

Fenomena hujan es/hall merupakan fenomena cuaca alamiah yg biasa terjadi. Kejadian hujan lebat/Es disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat lebih banyak terjadi pada masa transisi/pancaroba musim baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya.

Hujan es (hail) adalah hasil kondensasi uap air yang terdiri dari bola-bola es. Es yang terbentuk biasanya berukuran besar. Ukuran besarnya inilah yang menyebabkan es tersebut sampai ke bumi, karena tidak semua es mencair saat turun ke bumi.

Proses lain yang dapat menyebabkan hujan adalah pembekuan, di mana uap air lewat dingin tertarik ke permukaan benih-benih es. Karena terjadi pengembunan yang mendadak maka terbentuklah es dengan ukuran yang besar.

Baca Juga

Hujan es berbeda dengan salju. Hujan es bisa terjadi di belahan dunia mana pun, sementara salju hanya bisa terjadi di wilayah lintang tinggi, lebih dari 23,5 derajat. 


Awan yang menyebabkan juga berbeda. Kalau hujan es disebabkan oleh awan kumulonimbus, salju disebabkan oleh awan nimbus stratus

Salju bisa bertahan lama di permukaan tanah karena suhu daratan juga sangat rendah. Hujan es hanya bertahan sekitar 10 menit.

Indikasi terjadinya hujan lebat/es disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat
  • Satu hari sebelumnya udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah.
  • Udara terasa panas dan gerah diakibatkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00 LT (> 4.5°C) disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi ditunjukkan oleh nilai kelembaban udara di lapisan 700 mb (> 60%)
  • Mulai pukul 10.00 pagi terlihat tumbuh awan Cumulus (awan putih berlapis - lapis), diantara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu - abu menjulang tinggi seperti bunga kol.
  • Tahap berikutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu - abu / hitam yang dikenal dengan awan Cb (Cumulonimbus).
  • Pepohonan disekitar tempat kita berdiri ada dahan atau ranting yang mulai bergoyang cepat.
  • Terasa ada sentuhan udara dingin disekitar tempat kita berdiri
  • Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan deras tiba - tiba, apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari tempat kita.
  • Jika 1 - 3 hari berturut - turut tidak ada hujan pada musim transisi/pancaroba/penghujan, maka ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun diikuti angin kencang baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang tidak.
Sifat-sifat putting beliung/angin kencang berdurasi singkat
  • Sangat lokal
  • Luasannya berkisar 5 - 10 km
  • Waktunya singkat sekitar kurang dari 10 menit
  • Lebih sering terjadi pada peralihan musim (pancaroba)
  • Lebih sering terjadi pada siang atau sore hari, dan terkadang menjelang malam hari
  • Bergerak secara garis lurus
  • Tidak bisa diprediksi secara spesifik, hanya bisa diprediksi 0.5 - 1 jam sebelum kejadian jika melihat atau merasakan tanda - tandanya dengan tingkat keakuratan < 50 %
  • Hanya berasal dari awan Cumulonimbus (bukan dari pergerakan angin monsoon maupun pergerakan angin pada umumnya), tetapi tidak semua awan Cb menimbulkan puting beliung
  • Kemungkinannya kecil untuk terjadi kembali di tempat yang sama.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon