August 18, 2017

Perbedaan El-Nino dan La-Nina Penyebab Anomali Musim di Indonesia

Tags
Pict : Tmj4.com
Adanya anomali iklim menyebabkan musim hujan dan musim kemarau mengalami pergeseran waktu. Di daerah tropis, musim kemarau yang harusnya terjadi pada periode april- september, kota-kota di Indonesia malah diguyur hujan. Begitu pula sebaliknya pada musim hujan periode oktober hingga maret kadangkala malah menjadi musim kering.

Kedua kejadian ini tidak terlepas dari dua fenomena alam yaitu El-nino dan La-nina yang terjadi di Samudera pasifik.

El-Nino dan La Nina merupakan gejala yang menunjukkan perubahan iklim. Elnino adalah fenomena panasnya permukaan air laut di Samudera Pasifik (di atas rata-rata suhu normal), terutama bagian timur dan tengah.

La-Nina adalah fenomena turunnya suhu permukaan air laut di Samudera Pasifik yang lebih rendah dari wilayah sekitarnya.Lanina dan Elnino memberikan dampak terhadap kehidupan manusia. La-nina mengakibatkan musim hujan di atas kawasan Indonesia dengan rata-rata intensitas curah hujan yang lebih tinggi dari tahun-tahun biasanya.

Baca Juga

El-Nino mengakibatkan musim kemarau yang cukup panjang dibandingkan dengan kondisi normal. Fenomena alam Elnino dan Lanina biasanya berulang setiap periode empat tahun sekali.

El-Nino, menurut sejarahnya adalah sebuah fenomena yang teramati oleh para penduduk atau nelayan Peru dan Ekuador yang tinggal di pantai sekitar Samudera Pasifik bagian timur menjelang hari natal (Desember). Fenomena yang teramati adalah meningkatnya suhu permukaan laut yang biasanya dingin.

Fenomena ini mengakibatkan perairan yang tadinya subur dan kaya akan ikan (akibat adanya upwelling atau arus naik permukaan yang membawa banyak nutrien dari dasar) menjadi sebaliknya.

Pemberian nama El-Nino pada fenomena ini disebabkan oleh karena kejadian ini seringkali terjadi pada bulan Desember. El-Nino (bahasa Spanyol) sendiri dapat diartikan sebagai anak lelaki. Di

kemudian hari para ahli juga menemukan bahwa selain fenomena menghangatnya suhu permukaan laut, terjadi pula fenomena sebaliknya yaitu mendinginnya suhu permukaan laut akibat menguatnya upwelling.

Kebalikan dari fenomena ini selanjutnya diberi nama La-Nina (juga bahasa Spanyol) yang berarti anak perempuan. Fenomena ini memiliki periode 2-7 tahun.

El-Nino akan terjadi apabila perairan yang lebih panas di Pasifik tengah dan timur meningkatkan suhu dan kelembaban pada atmosfer yang berada di atasnya. Kejadian ini mendorong terjadinya pembentukan awan yang akan meningkatkan curah hujan di sekitar kawasan tersebut.

Bagian barat Samudra Pasifik tekanan udara meningkat sehingga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan awan di atas lautan bagian timur Indonesia, sehingga di beberapa wilayah Indonesia terjadi penurunan curah hujan yang jauh dari normal.

Suhu permukaan laut di Pasifik tengah dan timur menjadi lebih tinggi dari biasa pada waktu-waktu tertentu, walaupun tidak selalu. Keadaan inilah yang menyebabkan terjadinya fenomena La-Nina.

Tekanan udara di kawasan equator Pasifik barat menurun, lebih ke barat dari keadaan normal, menyebabkan pembentukkan awan yang lebih dan hujan lebat di daerah sekitarnya.

Sumber : Distanak Pacitan

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon