October 07, 2017

Catatan Ringkas RUBI Nunukan 2017

Guru seperti daun hijau yang tumbuh di pohon Nusantara. Pohon tak berdaun adalah tanda-tanda ajal. Daun-daun itu membuat makanan untuk sang pohon.  Membantu sang pohon membentuk bunga baru, untuk menumbuhkan generasi baru.

Fotosintesis (membuat makanan) yang terjadi setiap hari tentu tak sesederhana yang kita bayangkan. Klorofil pada daun umpama kreativitas sang guru. Sintesis oleh guru membutuhkan kreativitas dan keberanian mencoba hal baru. RUBI (ruang berbagi ilmu) hadir menjadi faktor luar seperti matahari pada fotosintesis itu.

Yah, seperti itulah RUBI bagi saya.  Sebuah kegiatan hasil kolaborasi antara Pengajar Muda 13 dan Relawan Nunukan.  Kegiatan ini menghadirkan relawan-relawan pemateri dari berbagai wilayah di nusantara. Mereka adalah manusia-manusia yang percaya bahwa ilmu harus dibagi, bukan dipendam untuk ego sendiri.

Jika ada yang bilang guru perbatasan itu tak bisa kreatif, maka kegiatan RUBI kali ini adalah bantahan dari pernyataan itu. Kreativitas guru-guru perbatasan tak kalah dengan guru perkotaan, sekalipun dengan keterbatasan sarana pendidikan.

RUBI  Nunukan yang dilaksanakan tanggal 6-7 oktober 2017 ini membongkar semua kreativitas guru yang selama ini terkungkung oleh rutinitas. Para relawan pemateri membuka perspektif pembelajaran baru,  hal-hal yang terlewatkan oleh pelatihan formal ala pemerintah.

Gaya belajar menyenangkan bukan hanya disajikan dalam bentuk teori -teori palsu, tapi langsung diajarkan kepada para peserta. Tak rugi merogoh kocek yang hanya seratus ribu rupiah untuk ilmu yang tak ternilai harganya. Ruang berbagi Ilmu yang menyisakan ruang rindu di relung hati panitia, peserta dan para relawan.

Itulah catatan ringkas saya tentang RUBI NUNUKAN 2017. semoga di tahun berikutnya RUBI kembali menghentak bumi penekindi debaya dengan kegiatan yang lebih hebat nantinya.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon