October 03, 2017

Cerita Tentang Yamaker

Kawasan Pasar Yamaker di Nunukan (dok pribadi)
Artikel ini adalah kajian literatur penulis jika ada fakta yang tidak sesuai, Silahkan diisi dikolom komentar atau mengisi formulir untuk menghubungi admin..  Terimakasih.. 
Yamaker di Pulau Nunukan kini dikenal sebagai wilayah pasar tradisional. Siapa sangka bahwa Yamaker adalah nama sebuah perusahaan raksasa  di Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat.

Yamaker adalah singkatan dari yayasan maju kerja . Herman Hidayat dalam bukunya menuliskan Yamaker sebagai salah satu perusahaan milik organisasi militer. Yamaker adalah perusahaan yang memiliki konsensi HPH (Hak Pengusahaan Hutan) Sejak 1 November 1967, di sepanjang perbatasan Kalimantan Barat dengan Sarawak dan Kalimantan Timur dengan Sabah.

Konsensi Yamaker dibagi menjadi dua seksi, Kalimantan Barat dengan area seluas 843.500 hektar dan Kalimantan Timur 265.000 hektar. Pada awalnya, tujuan di berikannya konsensi ini adalah dengan maksud 'keamanan', yang dikenal dengan sebutan 'sabuk pengaman' seluas 20 km melebar dari perbatasan sepanjang 1.840 km.

Konsensi HPH ini dihubungkan langsung dengan kelompok militer. Dengan demikian, dengan proteksi kelompok militer yang kuat, supervisi birokratik atas keberadaan HPH yang terjadi di area perbatasan sangat sedikit.

PT Yamaker dicurigai berperan dalam penyelundupan kayu ke wilayah Tawau. Kisah mencuat pada tahun 1997, saat media massa Malaysia melaporkan penyelundupan yang melibatkan perusahaan asal Tawau, Syarikat Raspand Sdn.Bhd. Syarikat ini tertangkap mengangkut 3000 kayu tanpa dokumen daru Kalimantan Timur. Yamaker sendiri berhasil menyelesaikan masalah ini.

Tekanan publik terhadap PT Yamaker semakin kuat setelah lengsernya Presiden Soeharto tahun 1998. Pada tahun 1999, seluruh konsensi hutan Yamaker dibatalkan dan diserahkan kepada PT Perum Perhutani.

Pembatalan konsensi hutan ini menyebabkan 19 anak perusahaan Yamaker Slowdown bahkan mengarah pada stopdown. Keruntuhan PT Yamaker di Nunukan digambarkan   H. Abdul Hafid Achmad (Bupati pertama Nunukan) dalam biografinya, saat karyawan yang berjumlah 160 orang dikeluarkan secara bertahap hingga hanya bersisa 10 orang. Ke-10 orang inipun kemudian mengundurkan diri karena desakan kebutuhan keluarga.

Terlepas dari semua itu, PT Yamaker juga berperan dalam menggerakkan ekonomi masyarakat di Kecamatan Nunukan yang waktu itu masih wilayah Kabupaten Bulungan.

Referensi :
Hidayat, H. 2005. Politik Lingkungan : Pengelolaan Hutan Masa Orde Baru dan Reformasi (Yayasan Obor Indonesia)
Laporan Human Rights Watch Vol 18 2005. Indonesia Harga Selangit
Biografi Abdul Hafid Achmad : bertatap hati

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon