January 23, 2018

Fenomena langka Blue Blood Supermoon

Tags

Sumber : space.com

Awal tahun 2018, disambut dengan peristiwa alam langka. Tanggal 2 januari 2018, terjadi blue supermoon yang kembali terjadi pada 31 januari 2018. Fenomena yang dapat kita saksikan di Indonesia.

Fenomena blue supermoon yang terjadi pada 31 januari 2018 bukan fenomena biasa. Fenomena ini bahkan disebut sebagai blue blood supermoon karena bersamaan dengan terjadinya gerhana bulan. Kejadian yang pertama terjadi sejak 152 tahun.

Fenomena blue blood supermoon tercatat pernah terjadi pada 31 maret 1866. Fenomena berikutnya diprediksi akan terjadi kembali pada 31 desember 2028.

Blue blood supermoon adalah istilah dari konvergensi tiga fenomena yaitu supermoon, blue moon dan blood moon. Tiga fenomena berbeda ini dapat disaksikan dalam satu peristiwa.

Lalu apa perbedaan ketiganya?

Supermoon terjadi saat posisi bulan sangat dekat dengan bumi. Jarak bumi dan bulan mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Titik terdekat bumi dan bulan disebut perigee sedangkan titik terjauhnya disebut apogee.

Istilah supermoon pertama kali dikemukakan oleh astrolog Richard Nolle pada tahun 1979. Pada peristiwa ini, jarak lintasan bumi dan bulan berkurang hingga 14 % dari kondisi normal.

Fenomena ini sebenarnya sulit dibedakan ukurannya dengan mata telanjang, sehingga kebanyakan orang tidak menyadari peristiwa tersebut.

Blue moon sebenarnya tidak terlalu mengacu pada warna seperti namanya. Blue moon lebih menekankan pada kejadian dua kali purnama dalam kurun waktu satu bulan dalam kalender gregorian. Konvergensi antara bluemoon dan supermoon disebut blue supermoon.

Blood moon atau bulan berdarah terjadi saat gerhana bulan total. Gerhana disebabkan karena bumi melintas di antara bulan dan matahari sehingga sinar matahari yang menuju ke bulan terhalang oleh bumi. Bulan hanya menerima cahaya dari pinggiran atmosfer sehingga tampak berwarna kemerah-merahan.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon