March 21, 2018

Apresiasi dan Harapan untuk Kompa Dansa Mandar

Tags
Sumber gambar : kompadansamandar.blogspot.com
Zaman tak terbendung perubahannya. Perubahan kian cepat tatkala informasi sudah seperti permen yang mudah didapat warung-warung kelontong. Peniruan yang dibonceng oleh trend hampir saja tak menyisakan identitas budaya. Demikian juga di Mandar, saat passayang-sayang kemudian tersubtitusi oleh organ tunggal. Tari-tarian hampir tak dikenali oleh generasi kini. Pakaian-pakaian adat menjadi busana tak bermakna. Sandeq ditonton seperti sebuah perlombaan motor GP saja.

Beruntunglah di Mandar, lahir Komunitas Penggiat Budaya dan Wisata Mandar (Kompa Dansa mandar). Menjadi generasi yang sadar akan titik balik dari pelapukan-pelapukan itu. Hingga hari ini, kegiatan budaya dan wisata di Mandar tak boleh menyepelekan kehadiran Kompa Dansa Mandar. Komunitas yang lahir dari harapan dan kerinduan yang mengerucut pada perjuangan. Perjuangan yang melahirkan gerakan.

Wisata dan budaya yang diusung dalam komunitas ini saling bahu membahu. Wisata membangun kebudayaan dan kebudayaan menyokong pariwisata. Wisata yang diharapkan bukanlah wisata dalam kerangka komersil saja. Wisata yang dimaksud adalah wisata yang menghadirkan identitas budaya Mandar di dalamnya. Timbal baliknya, budaya bangkit menjadi ciri khas yang menarik para wisatawan.
Seperti Semboyan Meakayyang Adaqtaq Mepasalili Litaqtaq yang diterjemahkan sebagai "adat budaya yang megah dan tanah kita yang dirindukan".
Komunitas penggiat budaya dan wisata Mandar berkembang menjadi pustaka budaya dan wisata. Melalui grup facebook, website, blog hingga vlog, para anggota komunitas berbagi pengetahuan, kegiatan, ide dan apa-apa saja yang menunjang promosi budaya dan wisata.

Kerinduan dan harapan dari semboyan Meakayyang Adaqta Mepasalili Litaqta terbayar sedikit demi sedikit. Kebangkitan wisata dan dan budaya mulai terasa. Kompa Dansa Mandar ber-regenerasi dari tahun-ketahun. Mereka yang tak mengenal budaya mandar mulai tahu dan ingin tahu. Keingintahuan ini menjadi cambuk untuk usaha menggali dan melestarikan kebudayaan Mandar.

Apresiasi yang tinggi patut kita berikan kepada seluruh personil Kompa Dansa Mandar, yang sampai hari ini masih terus bergerak, tanpa digaji tanpa mencari keuntungan pribadi.

Kenyataan mungkin belum senyata impian. Komunitas ini juga diharapkan menjadi kontrol komodifikasi budaya yang menakutkan. Kontrol terhadap kegiatan yang mengatasnamakan budaya namun mengesampingkan nilai-nilai budaya itu sendiri. Eksploitasi kebudayaan berlebihan yang berujung pada komersialisasi juga bagian yang harus dijaga komunitas ini. Tetaplah menjaga wisata yang natural, bukan wisata yang dibuat-buat untuk mengisi kantong semata.


Artikel Terkait


EmoticonEmoticon