October 12, 2018

Mata Dajjal dan Mata Mangiwang

Anjungan Pantai Manakarra (google maps)
Saya termasuk salah satu orang yang terkejut melihat citra google maps Anjungan Pantai  Manakarra di Mamuju, Sulawesi Barat. Simbol mata satu yang tergambar jelas di Pantai Manakarra ini tersohor sebagai simbol yang digunakan kelompok Illuminati untuk menandakan keberadaannya. Simbol mata satu illuminati diyakini  mirip dengan Dajjal, Si Iblis akhir zaman. Kemiripannya digambarkan dalam berbagai hadits Rasululah SAW, bahwa dajjal memilki satu mata yang menonjol seperti buah anggur.

Karakter religius masyarakat Sulawesi Barat tentu tak bisa menerima keberadaan simbol Dajjal. Apalagi jika berada di ibukota Provinsi. Masyurnya Illuminati sebagai kelompok rahasia penentang agama yang dalam perkembangannya dikaitkan dengan pemuja setan, tak mungkin dibiarkan ada di Sulawesi Barat. Sehingga sangat rasional jika masyarakat mendesak pemugaran. 

Tak hanya di Sulbar, seluruh Indonesia juga sempat dihebohkan ketika sebuah akun youtube memperlihatkan kedekatan Illuminati dan grup band Dewa 19. Sorotan paling tajam ditujukan kepada punggawa band tersebut, Ahmad Dhani. Album, video klip dan konser Dewa 19 selalu menampakkan simbol mata satu. Uraian lebih rinci tentang Illuminati dan Dewa 19 tidak akan saya jabarkan disini karena memang tulisan ini bukan untuk itu.

Saya hanya ingin menggarisbawahi bahwa konspirasi Illuminati ini ternyata cukup kuat mempengaruhi perspektif masyarakat Indonesia. Saya sendiri masih belum percaya seratus persen tentang keberadaan Illuminati. Saya masih percaya bahwa Illuminati hanyalah teori konspirasi yang selevel dengan bumi datar.

Mata Sawa dan Mata Mangiwang

Menghadirkan simbol mata di Sulawesi Barat bagi saya tidak sepenuhnya bisa digaris merah. Jika kita merujuk sejarah abad ke 17, di awal mula bersatunya Tanah Mandar dalam satu federasi.  Tujuh kerajaan dari pesisir (Pitu Baqbana Binanga)dan tujuh kerajaan dari hulu (Pitu Ulunna Salu) di Mandar membuat perjanjian Allawungang Batu di Luyo. Salah satu poin dalam perjanjian 14 kerajaan ini adalah perjanjian pertahanan keamanan wilayah Mandar.

Bagian yang membahas tentang “mata” dalam perjanjian ini saya kutip dari blog Kompadansa Mandar sebagai berikut :
"Pitu Ulunna Salu Memmata di sawa, Pitu baqbana Binanga memmata di mangiwang"
(Bagai Piton menjaga sarangnya itulah Pitu Ulunna Salu, bagai hiu ang mengintai lautnya itulah Pitu Baqbana Binanga)
Kalimat ini adalah sebuah perumpamaan bahwa 7 kerajaan di pegunungan menjaga musuh dari arah daratan, sedangkan tujuh kerajaan dari pesisir menjaga musuh dari arah laut.  Perjanjian ini adalah perjanjian pertahanan keamanan regional yang cukup menyulitkan kerajaan-kerajaan yang ingin menjajah Tanah Mandar.

Jika simbol mata di Pantai Manakarra adalah representasi dari mata mangiwang (mata hiu), maka tak salah membuatnya menjadi simbol persatuan di Sulawesi Barat. Tentu saja, perlu membuat satu lagi mata sawa (mata piton) di wilayah pegunungan Sulawesi Barat.

Fenomena ini menimbulkan pertanyaan dalam diri saya. Apakah Blue print Anjungan Pantai Manakarra tidak pernah dikaji sebelum proyek dimulai?

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon